Twinings adalah perusahaan yang
mempopulerkan tradisi minum teh pada sore hari di Inggris. Pada 1706, Thomas
Twining mendobrak tradisi minum bir dan kopi dalam masyarakat Inggris, lalu
mulai menjual teh dari sebuah kedai yang baru dibelinya di London. Pada 1837,
Ratu Victoria menetapkan Twinings sebagai pemasok teh resmi bagi keluarga
kerajaan Inggris hingga saat ini.
Stephen Twining mulai tertarik
pada teh sejak berusia delapan tahun. Kala itu, Stephen memberikan tea
testing kepada 20
teman sekelasnya. Stephen kecil terkejut ketika mengetahui bahwa banyak
temannya tak memiliki pengetahuan soal teh.
Bagi Stephen, teh merupakan
sesuatu yang mendarah daging. Semua pengetahuan tentang teh ia peroleh dari
sang ayah, Sam Twining, yang saat itu menjabat Direktur Twinings. Sejak
peristiwa tea tasting, Stephen
bertekad menyebarluaskan informasi tentang minuman yang paling digemari di
negaranya: teh.
Pada usia 22
tahun, Stephen memulai kariernya di Twinings sebagai sales. Ia berkeliling
dunia untuk menggali pengetahuan lebih mengenai teh. Dari posisi sales, ia
menjabat berbagai posisi di divisi penjualan. Sembilan tahun kemudian, ia
menjabat Direktur Hubungan Korporat Twinings
Uniknya, meski menjadi raja teh
dunia, Twinings tidak pernah memiliki perkebunan teh sendiri. Twinings bekerja
sama dan sangat dekat dengan para produsen tehnya yang tersebar di Kenya,
India, Sri Lanka, Indonesia, Jepang, Cina, dan Vietnam. "Kami hanya
membeli teh berkualitas tinggi dari pemilik perkebunan yang memenuhi kriteria
etika yang telah ditetapkan," Stephen menambahkan.
Di kantor pusatnya di London,
Twinings menjaga kualitas teh mereka melalui sembilanmaster blender yang bertanggung jawab dalam
menentukan, membeli, mencampur, dan mengawasi kualitas produk teh Twinings.
Setiap minggunya, master blender ini memilih teh yang datang dari
ribuan perkebunan di seluruh dunia dan meminum 3.000 cangkir teh untuk menjaga
kualitas dan konsistensi rasanya.
Sembilan master
blender ini
mengantongi ilmu dan keahlian yang diwariskan Twinings selama lebih dari 300
tahun. Selain konsistensi pada kualitas, citra kontemporer yang melekat pada
Inggris menjadi keunggulan Twinings. "Inilah rahasia sukses kami, sehingga
bertahan selama lebih dari 300 tahun," kata Stephen.
Stephen tak punya satu rasa teh
kesukaan. Minuman teh pilihannya selalu bergantung pada suasana hati dan cuaca.
Kadang ia memilih jasmine
tea untuk menemaninya
pada siang hari, sedangkan pada lain waktu, ia bisa memilih green
tea. Kadang kala ia mencampurkan berbagai jenis teh ke dalam satu
cangkir untuk dinikmati. "The
beauty of tea is that you can choose it like you choose music,"
kata Stephen.
Untuk memperoleh teh dengan
hasil maksimal, Stephen memberi tips untuk menghangatkan teko sebelum
menuangkan air mendidih. "Permukaan teko yang dingin dapat mengurangi suhu
panas," kata Stephen. Teh harus diseduh dalam suhu 100 derajat Celsius.
Khusus untuk green tea, suhu air yang
ideal adalah 95 derajat Celsius, "Agar rasa pahitnya tidak terbawa."
Stephen adalah juru bicara yang
andal. Ia sering mengunjungi India dan Sri Lanka untuk melakukan riset terhadap
industri teh. Bersama istrinya, Marzena, dan kedua anak mereka, Sebastian serta
Anouskha, lelaki yang suka berlayar ini tinggal di dekat Salisbury, Inggris.